S E L A M A T D A T A N G

SILAHKAN BERGABUNG

Rabu, 20 Januari 2010

MAKALAH

PERAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN APARATUR
A. Pendahuluan
Teknologi secara substantive telah menjadi bagian integral Dalam kehidupan manusia sejak ribuan tahun yang lalu. Pada zaman batu sekalipun, teknologi telah menyertai sisi-sisi kehidupan manusia, misalnya dalam pembangunan piramida, candi, pembuatan api dan sebagainya. Seiring perjalanan peradaban manusia yang terus berubah, teknologi yang dikembangkan dan digunakan oleh manusia pun semakin canggih dan kompleks .
Teknologi merupakan hasil rekayasa manusia yang diciptakembangkan untuk mengatasi masalah dan atau keterbatasan manusia. Untuk memenuhi kebutuhan akan makan, manusia menciptakan suatu teknologi permasakan mulai dari tungku, kayu bakar, tungku arang, kompor minyak tanah, kompor gas, kompor listrik, sampai dengan microwave. Untuk memenuhi kebutuhan atas keterbatasan dalam fungsi indra penglihatan manusia menciptakan kacamata, teropong, keker, micros cope dan sebagainya .
Dalalm bidang pendidikan dan pelatihan , secara sadar atau tidak teknologi juga telah menjadi bagian integral. Penggunaan peraga rupa rungu atau audio visual untuk mengatasi keterbatasan fungsi indera dalam pembelajaran, merupakan fakta empiris yang mempresentasikan betapa teknologi menjadi bagian tak terpisahkan dalam sejarah perkembangan pendidikan dan pelatihan. Sejalan dengan tingkat peradaban manusia, teknologi yang diaplikasikan dalam bidang pendidikan dan pelatihan pun sepadan baik dari sisi kompleksitasi maupun kapasitas yang dapat dipetik. Sebelum teknologi informatika merambah kehidupan manusia, penggunaan peraga chart dan model merupakan favorit bagi guru, dosen maupun pelatih. Pada era tahun 1980-an, penggunaan media transparansi melalui OHP menjadi trend bagi dosen dan instruktur pelatihan maupun para presenter dalam forum-forum ilmiah seperti seminar, loka karya dan yang sejenis. Namun pada era 2000-an diawal millennium ketiga ini, penggunaan media transparansi sudah dipandang sebagai tidak trend lagi, multimedia dan media interaktif seperti LCD menjadi pilihan bagi para pengajar, pelatih dan presentator lainnya .
B. Pengertian Teknologi Pendidikan
Pengertian teknologi pendidikan tidak terlepas dari pengertian teknologi secara umum. Istilah teknologi berasala dari bahasa Yunani : technologis. Technie berarti seni, keahlian atau sains, dan logos berarti ilmu. Teknologi menurut Gaibraith dapat diartikan sebagai penerapan sistematik dari pengetahuan ilmiah atau terorganisasikan dalam hal-hal yang praktis. Teknologi pendidikan dalam arti sempit bisa merupakan media pendidikan yaitu hasil teknologi sebagai alat bantu dalam pendidikan agar berhasil guna, efisien dan efektif .
Pengertian teknologi yang utama adalah proses yang meningkatkan nilai tambah. Proses tersebut menghasilkan suatu produk dan untuk itu sering kita diperlukan adanya peralatan atau sarana. Produk yang dihasilkan tidak terpisah dari produk lainnya yang telah ada dank arena itu menjadi bagian integral dari suatu system. Jadi dalam pengertian umum tentang teknologi, alat atau sarana baru yang khusus diperlukan tidak menjadi unsure yang mutlak harus ada, karena alat atau sarana itu telah ada sebelumnya.
C. Perkembangan Konsep Teknologi Pendidikan
Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, teknologi komunikasi mengalami kemajuan yang sangat pesat untuk selanjutnya berpengaruh terhadap pola komunikasi di masyarakat. Tuntutan masyarakat yang semakin besar terhadap pendidikan serta kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, membuat pendidikan tidak mungkin lagi dikelola hanya dengan pola tradisional, karena cara ini tidak sesuai lagi dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat.
Hasil teknologi telah lama dimanfaatkan dalam pendidikan. Banyak yang diharapkan dari alat-alat teknologi pendidikan untuk membantu mengatasi berbagai masalah pendidikan sehingga dapat membantu siswa belajar secara individual dengan lebih efektif dan efisien.
Teknologi pendidikan bukan sekedar terapan teknologi dalam pendidikan dan lebih sempit lagi pada proses pembelajaran. Teknologi pendidikan telah berkembang sebagai suatu disiplin keilmuan yang mandiri . Perkembangan teknologi pendidikan sebagai suatu disiplin ilmu didasarkan pada acuan yang dapat diterima sebagai pembenar keilmua. Secara falsafi dasar keilmuan yang dimaksud adalah ontology, epistemology dan aksiologi.
Objek formal teknologi pendidikan adalah aktifitas belajar manusia, baik yang dilakukan secara mandiri, perorangan maupun yang tergabung dalam organisasi. Aktifitas belajar yang berlangsung dan terjadi dalam konteks apa saja, kapan saja, dimana saja dan dengan apa saja. Aktifitas dapat berlangsung sesuai kebutuhan dan kondisi. Secara visual objek formal teknologi pendidikan adalah sebagaimana tergambar berikut ini.
Visual objel formal teknologi pendidikan adalah sebagaimana tergambar berikut ini.




Gambar 1 : Objek formal teknologi pendidikan

Teknologi pembelajaran berkembang dari suatu praktek mengajar yang berupa alat peraga untuk mengefektifkan pencapaian hasil belajar siswa, kemudian berkembang pada penggunaan media dalam proses pembelajaran. Perbedaan antara keduanya terletak pada fungsi perangkat yang digunakan dalam system pembelajaran. Artinya suatu perangkat berfungsi sebagai alat peraga manakala perangkat difungsikan sebagai alat bantu bagi pembelaja. Tetapi perangkat yang sama dapat berfungsi sebagai media manakala perangkat itu difungsikan sebagai bagian integral dalam system pembelajaran, ada pembagian peran antara media dengan pembelajar dalam proses penyajian pesan pembelajaran. Perkembangan selanjutnya sampai pada penggunaan terminologi teknologi pendidikan dengan pemahaman bahwa setiap upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keefektifan hasil belajar menjadi cakupan atau objek kajian teknologi pendidikan dengan pemahaman bahwa setiap upaya yang dilakukan untuk meningkatkan keefektifan hasil belajar menjadi cakupan atau objek kajian teknologi “teknologi kinerja” sebagai representasi terhadap upaya melakukan pelatihan yang efektif dalam jangka waktu pendek dengan menggunakan metode, media dan simulasi. Baru dalam perkembangan terakhir digunakan terminology “teknologi pembelajaran” dengan focus kajian pada aspek belajar manusia.
Proses perkembangan konsep tersebut secara visual dapat digambarkan dalam bagan berikut :











Gambar 2 : Perkembangan terapan teknologi pembelajaran (adaptasi dari Romiszowski, 1989)
Sejalan dengan perkembangan konsep dan terapan di lapangan sebagaimana tergambar diatas, teknologi pembelajaran secara konseptual didefinisikan sebagai teori dan praktek dalam desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian tentang proses, sumber dan system belajar (Seels and Richey, 1994). Definisi ini di dalamnya memuat empat komponen, yaitu : 1. Teori dan praktek, 2. Fungsi desain, pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, penilaian dan penelitian, 3. Proses, sumber dan system belajar, serta 4. Untuk belajar. Untuk lebih jelasnya berikut divisualisasikan dalam bentuk gambar :












Gambar 3 : Definisi teknologi pembelajaran (Seels and Richey, 1994).
Mengacu pada definisi diatas, seorang teknolog pendidikan atau seseorang yang telah memperoleh pendidikan akademik serendahnya pada level sarjana, idealnya menguasai kelima bidang atau kawasan teknologi pembelajaran tersebut. Tetapi dalam kenyataan di lapangan, jarang seseorang yang menguasai sekaligus mampu melaksanakan kelima fungsi itu secara menyeluruh.
Seorang akademisi cenderung menguasai pada aspek teori dalam desain system pembelajaran atau teori dalam pengelolaan sumber untuk belajar. Sementara seorang praktisi cenderung menguasai dan melaksanakan praktek dalam pengelolaan proses dan sumber belajar.




D. Penyelenggaraan Pendidikan Dan Pelatihan
Pendidikan dan pelatihan biasanya dibedakan dengan karakteristik berikut :
Pendidikan Pelatihan
- Waktu relative lama
- Pengakuan dengan ijazah / diploma
- Kurikulum standar untuk keperluan mendatang (just-in-case : JIC)
- Ditujukan bagi mereka yang akan memasuki lingkungan pekerjaan
- Program regular dengan pengajaran tetap - Waktu relative singkat
- Pengakuan dengan sertifikat
- Kurikulum fleksibel sesuai keperluan sekarang (just-in-time : JIT)
- Ditujukan bagi mereka yang ada/ sudah dalam lingkungan kerja
- Program tidak regular dan pengajar tidak tetap
Meskipun kedua istilah itu dapat dibedakan karakteristiknya, namun kegiatannya dapat disatukan dalam lembaga penyelenggara sebagai lembaga dklat kedinasan atau aparatur. Fungsi lembaga penyelenggara ini seharusnya merupakan agen pembaharu. Lembaga ini perlu memahami perubahan dalam lingkungan strategis dan kemudian mampu menganalisis dampak perubahan itu dalam lingkungan organisasinya. Setelah itu mempersiapkan dan menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan yang sesuai dengan analisisnya dengan menggunakan sumber belajar yang ada.
Pada daarnya sumber belajar yang dipakai dalam pendidikan atau latihan adalah suatu system yang terdiri dari sekumpulan bahan / situasi yang dikumpulkan secara sengaja dan dibuat agar memungkinkan siswa belajar secara individual. Sumber belajar seperti inilah yang disebut media pendidikan / media instruksional.
E. Kontibusi Teknologi Pendidikan / Pembelajaran
Kontribusi utama teknologi pendidikan / pembelajaran dalam penyelenggaraan diklat yang transformative adalah membuka wawasan tentang terjadinya perubahan lingkungan yang strategis, terutama karena berkembangnya ilmu dan teknologi dan karena itu perlu adanya inovasi dalam pembuatan belajar dan pembelajaran. Namun membuka wawasan saja tidak bisa mencukupi, konsep teknologi pendidikan / pembelajaran (TP/P) juga memberikan rumusan bahkan petunjuk operasional bagaimana seyogianya diselenggarakannya kegiatan belaja-pembelajaran dalam era globalisasi.
Para professional dalam TP/P menyediakan diri dalam memberikan bantuan teknis untuk penyelenggaraan tersebut, dan lembaga pendidikan akademik dalam bidang TP/P akan selalu terbuka menerima mereka untuk memperoleh pendidikan keahlian, sehingga TP/P dapat difungsikan oleh siapa saja dan dimana saja.
Dari beberapa hasil TP/P yang difungsikan sebagai sumber belajar ada criteria yang harus dipertimbangkan oleh seorang pendidik, pelatih atau pengajar, yaitu :
a. Ekonomis atau biaya, apakah ada biaya untuk penggunaan suatu sumber belajar (yang memerlukan biaya), misalnya : overhead beserta transparansinya, video tape/TV beserta kassetnya dan sebagainya.
b. Teknisi (tenaga) yaitu guru atau pihak lain yang mengoprasikan suatu alat tertentu yang dijadikan sumber belajar
c. Bersifat praktis dan sederhana, yaitu mudah dijangkau, mudah dilaksanakan dan mudah mendapatkannya (tidak sulit / langka)
d. Besifat fleksibel, maksudnya suatu yang dimanfaatkan untuk mencapai tujuan pengajaran, tidak mudah dipengaruhi factor lain.
e. Relevan dengan tujuan pengajaran dan komponen-komponen pengajaran / belajar
f. Efisien dan kemudahan pencapaian tujuan pengajaran / belajar
g. Memiliki nilai positif bagi proses / aktifitas pengajaran
h. Sesuai dengan interaksi dan strategi pengajaran yang telah dirancang.




F. Kesimpulan
1. Secara sadar maupun tidak, teknologi telah menjadi bagian integral dalam bidang pendidikan dan pelatihan
2. Teknologi pendidikan dalam arti sempit merupakan media pendidikan, yaitu hasil teknologi sebagai alat bantu dalam pendidikan agar berhasil guna, efisien dan efektif. Sedangkan dalam pengertian umum teknologi adalah alat atau sarana baru yang khusus diperlukan tidak menjadi unsure yang mutlak harus ada, karena alat atay sarana itu telah ada sebelumnya.
3. Hasil tekonologi pendidikan merupakan sumber belajar, tetapi ada beberapa criteria yang harus dipertimbangkan sebelum memfungsikannya.


DAFTAR PUSTAKA

1. Ahmad Rohani, Drs. HM, Abu Ahmadi. Drs, Pengelolaan Pengajaran, Jakarta : Rineka Cipta, 1995
2. Fatah Syukurjyc. Drs. M.Ag, Teknologi Pendidikan, Semarang : Rasail, 2005
3. Fred Percival. Henry Ellington, Teknologi Pendidikan, Penerbit : Erlangga, Jakarta, 1988
4. Nasution, M.A, Teknologi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 1994
5. Sudarawan Denim, Media Komunikasi Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 1999
6. Yusuf Hadi Miarso. Prof.Dr.M.Sc, Teknologi Komunikasi Pendidikan : Pengertian Dan Penerapannya Di Indonesia, Jakarta : Pustekom DEPDIKBUD dan Rajawali, 1989
7. , Menyemai Benih Teknologi Pendidikan, Jakarta : Prenada Media, 2005
8. , Konsep Dan Penerapan Teknologi Pembelajaran, Makalah Dalam Kuliah Perdana Mahasiswa S2 TP UNNES, 14 September 2002

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.